Balita Sulit Makan dan Berjalan

Sabtu, 31 Juli 2010

Balita berusia di bawah 3 tahun memang kerap sulit makan, karena pada saat tersebut anak sedang belajar pola makan. Sedangkan pada usia 1 tahunan sudah mempunyai rasa tertentu pada makanan dan senang makan pada keadaan tertentu pula. Berbeda pada usia di bawah 1 tahun, pola makannya masih tergantung pada pemberian ibu.
Pada kasus teman anda yang balitanya berusia 14 bulan, pada masa umur tersebut merupakan saat anak belajar pola makan, dan pada saat itu anak sudah aktif bergerak sehingga pola makan tidak harus disuatu tempat dan waktu tertentu dan kita terbiasa memberi makan 3 kali sehari.
Ada baiknya memberi makan saat bermain, jumlah sedikit tapi frekuensi lebih sering. Maksudnya, tak perlu banyak tapi pemberian makanan lebih sering. Pada prinsipnya, sang ibu harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat si kecil makan. Dan tidak perlu memaksa anak untuk makan. Semakin dipaksa, akan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan baginya.
Sulit mengatakan apakah berjalan lunglai itu normal atau tidak, karena pada ana-anak seusia itu masih tumbuh kembang. Di samping itu, setiap perkembangan pada masing-masing anak itu berbeda. Ada yang baru berusia satu tahun terlambat berjalan, namun cepat berbicara. Tolok ukur tumbuh kembang yang dapat ditoleransi adalah 6 bulan, jika lebih dari enam bulan anak teman anda masih belum bisa berjalan atau melaksanakan tugas sesuai dengan usianya, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis anak.
Tapi, dalam masa tolerasi yang enam bulan tersebut, tidak ada salahnya bila bapak, ibu dan lingkungan (anggota keluarga lainnya) mengajari anak dengan cara stimulasi dan latihan di samping terus mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua selama ini, misalnya anak belum bisa berdiri sendiri, apakah karena ada hambatan fisik atau dari kecil sudah terbiasa dipegangi terus.
Jika kasusnya adalah kebiasaan orang tua atau lingkungan yang tidak mendukung, sulit untuk mengatakan bahwa ada yang tidak normal pada pertumbuhan anak. Sejatinya, harus dicoba merubah faktor kebiasaan orang tua dan lingkungannya dulu, bila ternyata setelah distimulasi dan dilatih anak mampu berdiri serta tidak lunglai berarti bukan pada gerakan motoriknya yang terganggu, tapi lebih pada lingkungan yang kurang memberi stimulan.
Yang dimaksud gerakan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya.
Mana yang lebih penting? Keduanya sangat pentng dan diperlukan agar anak dapat berkembang secara optimal. Bedanya, kalau perkembangan motorik kasar sangat tergantung kematangan anak. Artinya, orang tua tidak bisa memposisikan anak untuk berjalan atau berlari saat itu juga, sebab secara fisik dan psikis sianak belum siap untuk melakukannya. Sementara motorik halus bisa dilatih dengan cara menulis, menggambar, meremas-remas lilin dan sebagainya. Jika hal ini tidak bisa dilakukan oleh anak, biasanya disebabkan kurangnya latihan dan stimulasi yang diberikan oleh orangtua dani lingkungan.
Produk HPA yang Insya Allah bisa mengatasi masalah ini adalah: Omega 3 Kapsul dan Madu Asli.

Sumber : geraiherbalonline.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar